Anjing memang menkajubkan. Jika kita pantas, kita sebaiknya memelihara satu. Dengan cap mereka yang terkenal sebagai ‘sahabat terbaik manusia’, anjing mempersembahkan kesetiaan, pengabdian, cinta dan perlindungan. Mereka selalu difavoritkan, entah menjadi anjing pekerja, penjaga atau rumahan. Si manis Golden Retriever, si anjing lembut manja Pitbull, or anjing pemberani Daschund. Semua punya kesukaannya masing-masing. Sementara favorit saya? Tentu saja si serba bisa, paket komplit; anjing Bali. Tinggal di Bali dengan anjing Bali bertebaran dimana-mana, kemudian jenis anjing lain datang dan ikut bergabung di perkumpulan ini, membuat saya merasaan perbedaan yang sangat kentara. Terlalu jelas untuk diacuhkan. Anjing Bali adalah Anjing Pekerja Bisa dibilang mereka tahan banting. Ketahanan mereka sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Saya melihat banyak anjing bali yang menemani pekerjaan tuan merea dan mereka sangat membantu. Pekerjaan pertama yang sudah berumur lama bagi mereka adalah berburu. Anjing Bali adalah pemburu alami. Di beberapa desa dekat gunung, masyarakat Bali sangat tergantung pada mereka. Anjing Bali bekerja sebagai pembru kijang, landak atau babi hutan. Tidak ada pelatihan khusus dari manusianya, calon anjing pemburu cukup meniru perilaku anjing pemburu senior. Badannya yang mungil, langsing dan kupingnya yang berdiri tegak. Kaki kaki mereka yang mencengkeram kuat dengan ekor panjang sebagai setirnya. Pemilik mereka memberi makan telur mentah dan madu yang semakin menambah tenaganya. Badannya yang aerodinamis, menyusuri jurang dan melompat antara bukit. Hidung mereka haus mencium bau darah mangsa yang ketakutan. Tidak ada komando spesial dari pemiliknya, karena anjing Bali bisa membaca mereka dengan jelas. Saat mereka melihat persiapan berburu; baju, sepatu but dan jaring, mereka seketika berubah dari anjing rumahan menjadi seekor prajurit. Kawanannya, biasanya terdiri dari 3 atau 5 anjing, sudah tahu betul posisinya. Memimpin di depan, samping dan belakang. Masuk ke semak-semak dan hutan, mendengar suara gemerasak semak terinjak atau nafas resah dari mangsa. Sementara pemiliknya menetapkan posisi jaring, membentangkan dan memasangnya, para anjing berkeliling berburu. Sesaat mereka sudah menetapkan buruannya, mereka langsung sigap mengatur posisi, menggiring mangsa menuju manusia dan jaringnya. Mereka tidak menggigit atau menyakiti, mereka hanya menakuti mangsa hingga sampai pada manusia. Si mangsa, yang sudah sangat panik, hanya berpikir satu hal; harus kabur dari pemangsa. Ketika mereka sudah sampai di jaring, tinggal tugas manusia yang menangkap buruan. Selesai sudah. Bahagia dan lelah, misi tercapai. Mereka pulang tanpa imbalan menjadi seekor ‘anjing pintar’, mereka hanya sangat mencintai pekerjaan mereka.. Pekerjaan mereka yang terkenal kedua dan harus selalu ada di CV seekor anjing Bali adalah sebagai penjaga ladang. Para petani di Bali tidak hanya memiliki sawah untuk diolah, tapi juga memiliki ber are-are ladang yang ditanami coklat, kopi, vanili dan tanaman lain. Anjin Bali yang terkenal dengan kesetiaan dan kewaspadaanya, ditaruh di ladang untuk menjaganya setiap hari. Mereka tinggal di sana, sebagai tuan rumah. Mereka biasanya tinggal di gubuk tengah ladang atau di tempat tertinggi di sana, mengawasi sekeliling dan selalu tahu jika ada orang asing datang. Badan fleksibel mereka dengan cepat menuju arah suara dan menghadapinya. Baik itu manusia atau hewan lain. Mereka berburu makan sendiri dimana mereka bisa jadi pengontrol hama dan juga sumber protein bagus, selain makanan yang dibawakan pemiliknya ke ladang setiap hari. Dan masih saja, tanpa latihan. Tanpa imbalan. Banyak anjing lain yang juga menjaga ladang mereka masing-masing, dan entah bagaimana mereka tahu batasan dan teritori masing-masing. Jika akhirnya mereka kawin dan beranak, mereka akan menggali tanah dan membuat gua, dan akhirnya pemiliknya senang melihat ada generasi baru anjing penjaga. Anjing Bali adalah Anjing Rumahan Dibalik kegarangan mereka, anjing Bali juga bisa menjadi anjing rumahan yang manis. Mereka teman yang baik saat para manusia melakukan pekerjaannya. Pergi ke sawah bersama sang ayah, jalan ke sekolah bersama anak-anak, menjaga nenek pergi ke pasar atau dengan sabar menunggu Ibu selesai memasak. Kemudian mereka juga menyambut anggota keluarga pulang ke rumah dengan goyangan ekor dan lolongan kecil. Mereka bangun pagi, berjemur dan tidur siang hari, bermain dengan kawanannya di sore hari dan malamnya menjaga rumah. Mereka selalu ada saat anak-anak bermain terlalu kasar dan menenangkan mereka yang sedih. Mereka selalu ada paling depan saat ada orang asing datang. Mereka tidur dengan nyaman di lantai dingin, atau taah yang hangat, tergantung hari. Mereka tidak perlu makanan khusus, sisa makananpun mereka mau. Mereka bisa mencari makan sendiri atau berburu binatang kecil kalau mereka ingin. Mereka menghilangkan tikus dan membersihkan diri mereka sendiri jika perlu. Mereka melumuri dirinya dengan lumpur sawah lalu menjilatinya dengan bersih atau beredam di sungai terdekat. Mereka bisa menjaga dirinya sendiri dan juga mencintai keluarganya tanpa syarat. Kadang mereka jadi sangat keras kepala mereka tidak tahan untuk mendominasi pemiliknya. Tapi ikatan itu sudah begitu dalam sampai mereka mengerti posisinya dan setelah sedikit pukulan dan teriakan, mereka kembali ke tempat mereka. Mereka tidak bisa dikurung atau dirantai. Mereka adalah jiwa-jiwa yang bebas dengan sangat banyak cinta untuk dibagi. Merekalah para hippie di dunia anjing. Ribuan tahun tinggal dan hidup di pulau indah ini, hari demi hari, generasi demi generasi, cukup membuat anjing Bali ahli dalam perilaku mereka dan membaca perilaku manusia sekitarnya. Bahasa tubuh kita tidak pernah berubah, karena kita sama primitifnya. Mereka benar-benar tahu keinginan mereka, dan kemauan kita. Kita dalam posisi superior hanya karena kita punya jempol. Dan teknologi. Dengan kegunaan umum dan spesifik mereka, tidak aneh jika ada kepercayaan yang menjabarkan karakter anjing Bali berdasarkan panjang badannya. 5 karakter ini adalah Guna atau berguna (cocok sebagai anjing berburu, yang paling pintar), Jaya atau untung (cocok sebagai anjing rumahan, tipe dominan), Paksa atau galak (cocok untuk penjaga rumah atau ladang, tidak ramah pada orang lain), Ketek atau rakus (susah diurus, gampang diberi makan), and Kiul or malas (cocok sebagai anjing rumahan karena tidak terlalu aktif). 5 karakter ini sangat membantu masyarakat Bali dalam memilih anjing Bali yang mereka inginkan. Jadi, tidak masalah jika kamu mau anjing aktif, anjing berenergi rendah, anjing berburu, anjing dominan atau anjing yang akan menghabiskan semua sisa makan siangmu. Dan di atas semua itu, anjing Bali adalah anjing yang sangat mudah dirawat. Kamu bisa memeluk mereka sebanyak kamu ingin mereka untuk menghilangkan tikus atau ular di rumah. Kamu bisa membawa mereka berlarian gila di pantai atau cukup duduk manis menikmati sunset. Anjing Bali bisa semuanya, dan mereka sangat tahu itu.
0 Comments
Leave a Reply. |
Categories |