Religion is never a good subject to write about. Politics follows a close second. All studied religious institutions theoretically adhere to universal principles of compassion, kindness, love and a do no harm worldview. Politics in theory is about public service, not self-service. Enough said.
Written words are one thing, human behavior and actions are another. When its all broken down, picked apart, tossed around and observed, choice is all that’s left. Of course, reality is in the mind of each unique human but the inescapable resultant consequences of our individual and collective reactions and actions cannot be denied if we are to follow ancient written words. The world is not black and white, multicolor is abundant. However, actions that exhibit selflessness, care, compassion, kindness and behaviors that encourage rather than erode are simply a universal compass that direct an outcome that will foster positive and wholesome not failure and fear. We are all experts at preaching our belief on right, wrong, good, bad, positive, negative. But we are novices when it comes to actioning compassion, kindness, empathy and selflessness. Altruism and evolution are indeed a classic paradox but when the planets apex predator has shifted the needle so far into the greed zone there is a clear and present danger that selfish individualism will annihilate Earths collective flora and fauna. Do no harm. Agama bukanlah subjek yang baik untuk ditulis. Politik mengikuti detik terdekat. Semua lembaga keagamaan yang dipelajari secara teoritis menganut prinsip universal belas kasih, kebaikan, cinta, dan pandangan dunia yang tidak berbahaya. Politik dalam teori adalah tentang pelayanan publik, bukan melayani diri sendiri. Cukup kata. Kata-kata tertulis adalah satu hal, perilaku dan tindakan manusia adalah hal lain. Ketika semuanya dipecah, dipisahkan, dilempar dan diamati, hanya pilihan yang tersisa. Tentu saja, realitas ada dalam pikiran setiap manusia yang unik, tetapi konsekuensi yang tak terhindarkan dari reaksi dan tindakan individu dan kolektif kita tidak dapat disangkal jika kita mengikuti kata-kata tertulis kuno. Dunia ini tidak hitam dan putih, multicolor berlimpah. Namun, tindakan yang menunjukkan ketidakegoisan, kepedulian, kasih sayang, kebaikan, dan perilaku yang mendorong alih-alih mengikis hanyalah kompas universal yang mengarahkan hasil yang akan mendorong kebaikan positif, bukan kegagalan dan ketakutan. Kita semua ahli dalam mengajarkan keyakinan kita tentang benar, salah, baik, buruk, positif, negatif. Tapi kami adalah pemula dalam hal tindakan welas asih, kebaikan, empati, dan tidak mementingkan diri sendiri. Altruisme dan evolusi memang paradoks klasik, tetapi ketika predator puncak planet ini telah menggeser jarum sejauh ini ke dalam zona keserakahan, ada bahaya yang jelas dan nyata bahwa individualisme egois akan memusnahkan flora dan fauna kolektif Bumi. Jangan sakiti.
0 Comments
|
Categories |