Ada banyak cerita dan kepercayaan di Bali mengenai anjing Bali. Sekali lagi membuktikan bahwa keberadaan mereka sudah sangat lekat dan hangat dalam kehidupan kita. Mungkin kamu pernah mendengar cerita soal seekor anjing yang menemani Panca Pandawa mencari surga, atau pemilahan watak anjing Bali (Guna, Jaya, Paksa, Ketek, Kiul) yang ditentukan dari panjang mereka saat masih kecil. Cerita-cerita ini sudah sangat dikenal dan akrab di telinga kita, tapi, ada satu lagi cerita yang menarik soal jasa anjing setia ini.
Secara ilmiah, anjing Bali sudah ada sejak 12,000 tahun lamanya. Mereka disebut proto dogs atau anjing pertama, yang terbentuk dari evolusi serigala saat zaman purba. Mereka benar-benar merepresentasikan sahabat terbaik manusia. Dan Bali, dengan ribuan mitos dan cerita sakralnya, selalu menyimpan beberapa cerita unik untuk makhluk-makhluk pribuminya; tak terkecuali anjing Bali. Ini adalah cerita seekor anjing, yang dalam misi untuk menumbuhkan sebuah pulau. Dan seperti yang bisa ditebak, pulau ini nantinya dinamakan Bali (yang berarti ‘kembali’). Di sebuah pertapaan di pulau Jawa, seekor anjing menemani seorang Rsi, yang mendapat sabda untuk membawa 4 butir beras ke sebuah pulau kecil dan kering, dimana penduduknya sangat menderita dan kelaparan. Sang Rsi menugaskan anjing ini untuk pergi dan membawa 4 butir beras di mulutnya. Perjalananpun dimulai. Penduduk di pulau kecil itu sangat menderita. Banyak dari mereka yang meninggal karena kelaparan. Tidak ada yang bisa tumbuh di tanah kering dan retak. Si anjing berjalan dan berenang jauh, hingga sampai di gunung Batukaru. Anjing ini melihat begitu banyak penderitaan. Manusia-manusia yang sudah tidak kuat lagi dihantam kemarau panjang. Anjing itu menatap penduduk satu persatu. Dia lalu menaruh butiran padi itu di celah tanah yang retak, berikut dengan air liurnya yang tercampur di sana. Para penduduk melihatnya. Dan mereka menunggu. Dan menunggu. Di antara tanah retak itu, tempat si anjing menaruh beras, keluarlah rembesan air. Dari butiran-butiran kecil sampai aliran air yang besar. Cukup membasahi tanah hingga sampai ke kaki para penduduk. Mereka membelalakkan mata. Bahagia. Mereka meloncat, menari, berenang dan berguling di dalamnya. Tanah berbalik subur, dan menumbuhkan padi-padi dan petak-petak sawah yang sekarang menjadi objek paling dicari di Bali. Pulau kecil yang dulu kering semakin hijau, para penduduk sejahtera dan bahagia karena cukup makan dan air. Mereka sangat berterimakasih pada anjing yang membawakan kehidupan baru untuk mereka. Cerita ini masih sering beredar di antara penduduk sekitar kaki gunung Batukaru. Begitu mengesankan cara mereka menghormati anjing yang sudah mengembalikan kehidupan untuk mereka. Bahkan, di beberapa daerah, anjing masih memiliki keistimewaan. Setiap beras yang baru diambil dari lumbung dan dimasak untuk keluarga, anjinglah yang harus memakannya pertama. Bukan para dewata dalam bentuk sesajen, bukan kepala keluarga, bukan anak paling kecil, tetapi anjinglah yang pertama menikmatinya. Banyak yang belum tahu atau sadar bahwa, di banyak daerah di Bali, masih tercermin penghormatan begitu besar terhadap anjing dan hewan-hewan lain, karena begitu kuatnya sebuah mitos atau cerita. Bali tidak melulu soal penyiksaan dan penelantaran. Masih banyak cerita indah yang bisa kita dengar dari berbagai daerah di Bali. Fokuslah pada cerita-cerita indah ini, jadikan ini dalil untuk berjuang dan menyelamatkan mereka lebih banyak lagi. Perjuangan ini untuk mereka. Untuk para anjing yang sudah berjasa. Art by Kuncir Sathya Viku https://www.instagram.com/kuncirsv/
0 Comments
Leave a Reply. |
Categories |